Ribuan warga Boyolali, Jawa Tengah berunjuk rasa, di Simpang Siaga dan Balai Sidang Mahesa, Minggu, 4 November 2018. Aksi dilakukan sebagai bentuk kekecewaan atas pidato Calon Presiden (Capres) nomor urut 02, Prabowo Subianto. Mereka meminta Prabowo Subianto segera ditangkap dan diadili, karena pernyataannya dianggap sangat menghina mereka.
Beberapa orang berjalan kaki dan membawa poster-poster bertuliskan ungkapan protes mereka. Poster antara lain bertuliskan ‘Jangan Hina Boyolali’, ‘Prabowo Harus Minta Maaf’.
Pengunjuk rasa menilai pernyataan tersebut sangat merendahkan mereka sebagai warga Boyolali, karena sama saja menganggap mereka tidak punya kemampuan apa-apa. Terlebih pernyataan itu keluar dari mulut seorang calon presiden.
“Tampang kami memang petani, tapi kami pantang dihina. Kami tidak gila hormat, kami bermartabat. Kami minta polisi segera menangkap Prabowo Subianto untuk diadili”, kata pengunjuk rasa dari atas mobil bak terbuka yang dijadikan panggung aksi.
Peserta aksi lainnya, Martanto mengatakan aksi tersebut digelar secara spontan oleh warga Boyolali. “Ini riil gerakan masyarakat. Kami sakit hati,” katanya. Masyarakat juga menuntut Prabowo meminta maaf atas ucapannya.
Sementara itu, Bupati Boyolali Seno Samodro mempersilakan warganya menggelar aksi. Namun, dia berpesan agar warga menjaga keamanan.
“Silakan mau berekspresi, tapi jangan sampai anarkis. Kita harap jam 11.00 WIB semua kembali pulang,” kata Seno.
Sebelumnya, Prabowo sempat melontarkan ucapan warga Boyolali tak bisa masuk hotel mewah pada Selasa, 30 Oktober 2018. Mereka bisa saja diusir karena ‘wajah Boyolalinya’.
Prabowo juga menyebut sederet nama hotel mewah. Ia mengatakan warga Boyolali kemungkinan tak bisa menyebut nama-nama hotel mewah tersebut.
“Saya yakin kalian tak pernah masuk hotel-hotel tersebut. Betul? Kalian kalau masuk mungkin kalian diusir karena tampang kalian tidak tampang orang kaya. Tampang kalian, ya, tampang-tampang Boyolali,” ucap Prabowo di depan pendukungnya di Boyolali.
(medcom.id/ suaraislam)