Aku mengenal dan dekat dengan Gus Yaqut Cholil Qoumas, sejak menjadi anak buah, tukang rewang, santri, sekaligus sahabat beliau yang beliau percaya menjadi Wasekjen PP Gerakan Pemuda Ansor, atas rekomendasi seniorku paling top di Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Cak Hasanuddin Ali dan tentu saja Ndan Habib Mohammad Nuruzzaman.
Sejak saat itu, hingga kini, aku tetap melihat sahabatku ini sebagai sosok yang tak berubah. Tetap inspiratif, pemberani dan seseorang yang bisa kita percaya dan pegang ucapannya.
Saat beliau, dilantik Presiden Joko Widodo menjadi Menteri Agama, dan menyampaikan keinginan agar agama hadir sebagai inspirasi bukan sekedar aspirasi. Dalam beberapa kesempatan, putra seorang Kyai besar, Allahu Yarham Mbah Kyai Cholil Bisri, juga menyampaikan bahwa Kementerian Agama yang beliau pimpin adalah Kementerian Semua Agama, yang tentu saja berorientasi melayani semua umat agama. Ucapan itu disampaikan dengan serius, dan juga terukur.
Pengalaman beliau memimpin Organisasi Pemuda terbesar di Indonesia, Gerakan Pemuda Ansor, menurutku berpengaruh sedikit banyak dengan gaya kepemimpinan beliau di Kementerian Agama, yang sat-set sat-set tur gercep Satu Komando.
Atas perintah dan arahan Gusmen tersebut, Kementerian Agama melalui salah satu Program Prioritasnya, Religiosity Index-sebagai Early Warning and Response System, bisa mendeteksi dan mengidentifikasi masalah, lalu segera menyelesaikan permasalahan yang dirasakan oleh umat, salah satunya ya permasalahan perizinan dan pembangunan Masjid Raudhatul Jannah di Kaima, Minahasa Utara, Sulawesi Utara yang terbengkalai, dan masuk peti es kasus pendirian tempat ibadah, selama 11 tahun. Hanya dalam waktu kurang dari 3 bulan perizinan dan pembangunan Masjid Raudhatul Jannah akhirnya selesai.
Ya, 11 tahun! Waktu yang tidak sebentar!
Umat Islam yang menjadi minoritas di Kaima, Minahasa Utara, Sulawesi Utara memang sepertinya harus sabar menunggu kehadiran sosok Presiden, Menteri Agama dan seluruh jajarannya dari Pusat sampai Daerah, Gubernur, Bupati, Kakanwil, dan Kakankemenag yang berani menyuarakan suara mereka yang sebelumnya sepi terdengar, berpihak kepada mereka, dan memperjuangkan hak mereka dengan sebaik-baiknya, sehormat-hormatnya.
Warga sekitar, apa pun agama maupun golongan serta latar belakang partainya, tua muda, memang sepertinya harus bersabar untuk dapat melihat Masjid bergaya arsitektur Rumah Adat Minahasa pertama, sekaligus simbol bahwa tak ada pertentangan antara agama dengan adat setempat, justru bahkan keduanya mewarnai dengan indah kehidupan yang inspiratif seluruh warga.
Akhirnya, kita semua merasakan betul kehadiran negara, ketulusan Presiden Jokowi, keberpihakan Gusmen dan Kementerian Agama, dan agama sebagai inspirasi, serta persaudaraan sebangsa setanah air, itu nyata. Asli!
Dr. Mahmud Syaltout
Sumber: https://www.facebook.com/watch/?v=1670718259931130
(Suara Islam)