Subhanallah, Ahok Djarot Baik Banget Tidak Mau Perpanjang Polemik KPUD yang Nggak Profesional

Pesta Rakyat Ahok Djarot

Aksi walk out pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat di sidang pleno KPUD Sabtu malam menjadi sorotan. Di media sosial aksi itu ramai dibahas oleh netizen. Ketua KPUD DKI Sumarno mengatakan insiden WO ini terjadi lantaran miskomunikasi.

Tim pemenangan Ahok-Djarot, Ace Hasan Syadzili menyebut tak ada alasan untuk mengatakan bahwa aksi WO pasangan cagub-cawagub DKI nomor urut 2 itu karena ada miss komunikasi. Menurut dia, Ahok dan Djarot masuk Hotel Borobudur melewati lobi utama dan diketahui oleh banyak pihak.

Baca: Kronologi Rapat KPU DKI yang Molor Sehingga Ahok Walk Out

Bahkan pada pukul 18.55 WIB, Djarot datang dan masuk ke ruang VIP. Kedatangan Ahok dan Djarot di Hotel Borobudur juga ditayangkan secara langsung oleh beberapa stasiun televisi.

“Jadi, menurut saya tidak ada alasan untuk mengatakan bahwa ada miskomunikasi,” kata Ace kepada wartawan di jalan Talang, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (5/3/2017).

Ace di jalan Talang untuk mendampingi Ahok yang menghadiri acara santunan anak yatim bersama Ketua PPP Djan Faridz. Di kesempatan itu, Ahok juga membantah adanya miskomunikasi dalam aksi WO-nya saat rapat pleno KPUD DKI.

“Kita masuk dari lobi loh, lobi utama nggak ngumpet, Kompas TV live jam nya jelas,” kata Ahok.

Meski membantah adanya miskomunikasi, tim Ahok-Djarot tak akan memperpanjang masalah ini. Mereka hanya ingin menyampaikan pesan agar KPUD profesional karena Pilkada DKI menjadi perhatian publik.

“Saya kira tidak perlu kita perpanjang, kita berikan pesan ke KPU harus profesional karena Pilkada DKI Jakarta di lihat publik,” kata Ace Hasan Syadzili yang juga politikus Partai Golkar itu.

Ketua KPU DKI Jakarta Sumarno sudah meminta maaf atas insiden tersebut. Saat itu, pihak KPU hanya baru mengetahui kedatangan Djarot. Sumarno mengakui kekeliruan ini karena tidak ada staf KPU DKI yang memperhatikan kedatangan para paslon.

“Kami yang keliru, karena seharusnya memang ada staf yang bisa mendeteksi kehadiran calon,” kata Sumarno di Hotel Borobudur, Minggu (4/3/2017).

(detik/biarnyaho)

Loading...