Tiga anak, enam wanita tewas dan beberapa orang terluka di dekat Saada, kejadian ini terjadi saat mereka tengah tertidur lelap.
Serangan udara yang dipimpin Saudi menewaskan satu keluarga sedikitnya tiga wanita dan enam anak di Yaman utara, menurut seorang pejabat kesehatan setempat.
Dr Abdel-Ilah al-Azzi, Kepala Departemen Kesehatan setempat, mengatakan pada hari Jumat bahwa tiga orang lainnya terluka dalam serangan tersebut saat fajar di Taha al-Dharafi di distrik Mahda di pinggiran barat daya Kota Saada.
“Kami rekam semua kejahatan mereka dan kami tidak akan pernah melupakannya,” katanya. “Semua penjahat akan segera diadili, insyaallah.”
Seorang kerabat, yang menolak untuk diidentifikasi, mengatakan bahwa serangan tersebut terjadi saat mereka sedang tidur.
Jenazah mereka dibawa ke kamar mayat, sementara petugas penyelamat terus mencari wanita yang hilang di bawah reruntuhan rumah tersebut.
Sebuah foto menunjukkan rumah yang hancur akibat serangan udara tersebut. Warga merasa ketakutan untuk mengevakuasi para korban karena pesawat masih terbang di atas rumah mereka.
Seorang juru bicara koalisi pimpinan Saudi tidak menanggapi permintaan agen berita Reuters untuk memberikan komentar.
Koalisi mengatakan tidak menargetkan warga sipil.
SABA, sebuah kantor berita resmi yang dikendalikan oleh kelompok pemberontak Houthi, mengatakan bahwa serangan udara kedua terhadap sebuah mobil yang membawa warga sipil telah menewaskan setidaknya tiga orang dan mencederai tujuh orang lainnya.
Yaman telah porak-poranda akibat perang, Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi yang diasingkan mencoba untuk mengambil keuntungan yang dibuat oleh Huthi, yang menguasai sebagian besar wilayah utara Yaman, termasuk ibukota Sanaa.
Saada, sebuah kubu Houthi, telah berulang kali digempur melalui serangan udara pimpinan Saudi sejak Maret 2015.
Korban sipil sebelumnya
Sedikitnya 25 orang Yaman terbunuh pada bulan Juni ketika pesawat koalisi pimpinan-Arab menyerang sebuah pasar di provinsi Saada.
Pada bulan Maret, serangan udara koalisi lainnya menewaskan 22 orang dan melukai puluhan orang lainnya di sebuah pasar di Yaman barat, dekat kota nelayan Laut Merah Khoukha.
Khoukha dan kota Hodeidah dikendalikan oleh Huthi yang menguasai Sanaa pada tahun 2014 dan pindah ke selatan ke Aden pada tahun 2015, memaksa Hadi dan pemerintahannya untuk melarikan diri ke pengasingan di Arab Saudi.
Perang Yaman telah menewaskan lebih dari 10.000 orang, lebih dari tiga juta mengungsi dan menghancurkan sebagian besar infrastruktur negara miskin tersebut.
Pada bulan Desember, koalisi tersebut mengakui telah membuat bom cluster buatan Inggris, namun kemudian mengatakan bahwa mereka telah berhenti menggunakannya.
Menurut Program Pangan Dunia PBB, Hampir separuh dari 22 provinsi di Yaman berada di ambang kelaparan.
(aljazeeracom/suaraislam)