Rasulullah Sang Penebar Kasih Sayang

KH Ahmad Ishomuddin

Rasulullah Muhammad shalla Allahu ‘alaihi wa sallama adalah pribadi yang mulia dan agung dari segala sisinya. Bagi umat Islam beliau adalah manusia sangat sempurna yang terjaga dari dosa dan kesalahan. Sehingga karenanya beliau adalah suri teladan bagi setiap manusia. Setiap manusia dapat meniru dari beliau sisi apa saja semampunya selain apa yang secara khusus hanya berlaku untuknya.

Rasulullah diutus sebagai rahmat (kasih sayang) bagi alam semesta, sebagai penebar kasih sayang bagi orang-orang mukmin, kafir maupun munafik. Beliau adalah rahmat (penyayang) bagi seluruh umat manusia baik laki-laki atau perempuan, orang dewasa atau anak-anak kecil, binatang maupun tetumbuhan.

Ada riwayat bahwa seorang Arab pedalaman yang menjumpainya lalu meminta sesuatu sehingga beliau memberinya. Rasulullah bersabda, “Aku telah berbuat baik kepadamu?” Orang Arab pedalaman (al-A’rabi) menjawab, “Tidak, dan engkau tidak baik!” Akibatnya para sahabat marah dan mereka berdiri karenanya. Namun Rasulullah memberi isyarat agar mereka menahan diri. Rasulullah pun tegak berdiri dan memasuki rumahnya. Rasulullah mengirimkan sesuatu kepadanya, lalu bersabda, “Aku telah berbuat baik kepadamu?” Ia menjawab, “Ya, semoga Allah membalasmu dan keluargamu dengan kebaikan.” Beliau menimpali, “Sesungguhnya kamu telah mengatakan apa yang telah kamu katakan, sedangkan ada sesuatu dalam hati para sahabatku itu karena perkataanmu tadi, maka jika kamu setuju ucapkanlah di hadapan mereka apa yang telah engkau katakan di hadapanku agar rasa tidak suka kepadamu hilang dari hati mereka.” Ia menjawab, “Ya!” ….

Di antara kasih sayang Rasulullah adalah kasih sayang beliau kepada orang-orang munafik dengan memberikan rasa aman dari pembunuhan dan caci maki karena mereka menampakkan keislaman mereka di dunia. Sedangkang rahmat beliau kepada orang-orang kafir adalah dengan menghilangkan siksaan terhadap mereka di dunia. Padahal umat terdahulu langsung disiksa oleh Allah karena mendustakan dan mengingkari para Rasul yang diutus Allah kepada mereka. Sebagaimana Allah mengisahkan kaum Nabi Nuh, ‘Ad, Tsamud, kaum Nabi Luth dan sebagainya.

Terhadap anak-anak kecil Rasulullah juga sangatlah menyayangi. Al-Imam al-Bukhari, al-Imam Muslim dan lain-lain meriwayatkan dari Anas r.a. bahwa Rasulullah shalla Allahu ‘alaihi wa sallama bersabda, “Sesungguhnya aku memasuki shalat yang aku ingin melamakannya, lalu aku mendengar tangisan anak kecil sehingga aku mempercepat shalatku, karena aku tahu betapa sangat gelisah hati ibunya.”

Di antara kasih sayangnya terhadap anak kecil adalah bahwa beliau membelai kepala dan mencium mereka, sebagaimana dijelaskan dalam dua kitab hadis, Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim, diriwayatkan dari ‘Aisyah radiya Allahu ‘anha, “Rasulullah shalla Allahu ‘alaihi wa sallama mencium al-Hasan dan al-Husain, dua putra ‘Ali, sedangkan di sisi beliau ada al-Aqra’ bin Habis al-Tamimi, maka al-Aqra’ berkata, “Sesungguhnya aku punya sepuluh anak (tetapi) tidak seorang pun dari mereka yang pernah aku cium!” Maka Rasulullah shalla Allahu ‘alaihi wa sallama memandanginya kemudian bersabda, “Barangsiapa yang tidak menyayangi, maka tidak akan disayangi!”

Ahmad Ishomuddin

(suaraislam)

Loading...