Keluarga besar Ponpes Sunan Kalijaga Gesikan Bantul memberikan tausyiah pada panitia agar rencana aksi bela bangsa pada 1 Juni 2018, di Pertigaan Trikora (Selatan titik nol km Yogyakarta) Jumat depan, dibatalkan saja. Berdasarkan hasil pertemuan panitia, informasi yang diperoleh dari wakil santri pembatalan aksi tersebut lebih bermanfaat dan maslahah bagi masyarakat, bangsa dan negara.
Dalam rangka menghormati kesucian bulan Ramadhan 1439 H dan kekhusuan ibadah kaum muslimin aksi yang berdimensi politik 2019 tidak bermanfaat dan bermaslahah (ghoiru manfa’at wal maslahah). Sebagaimana disebutkan dalam banyak ayat, riwayat, tidak hanya kaum muslim, orang non muslimpun menghormati bulan-bulan suci, tidak mengotori dengan hal potensial memicu fitnah, kebencian dan permusuhan. Karena itu meskipun dalam suasana perangpun, demi menghormati bulan suci akan dihentikan.
Kamipun tetap menghormati hak politik siapa saja, setiap warga termasuk yang merencanakan aksi tersebut. Tanpa mengurangi rasa hormat, kepada tokoh bangsa Prof. Dr. H. Amien Rais yang direncanakan akan hadir pada momen tersebut, apabila aksi akan tetap dilaksanakan agar jangan merusak kebersamaan dan persatuan nasional. Jauhkan dari upaya pelibatan masa yang banyak, cukup ratusan saja agar semua kepentingan, hajat warga tetap berjalan normal.
Jangan menutup, menghalangi orang yang lewat pulang kerja ataupun hendak menghadiri majelis takjilan di masjid-masjid. Bagi para santri dan jamaah kami perintahkan agar tetap melakukan kegiatan rutin amaliah, kajian dan doa bersama untuk keamanan, kesejahteraan dan keselamatan bangsa dan negara Indonesia.
Oleh karena itu kami mengajak agar kaum muslimin seluruh DIY agar tidak perlu mengikuti aksi tersebut. Lebih baik dan utama mencari berkah, rahmat Allah SWT dengan menghadiri majelis taklim, takjilan di masjid-masjid, pesantren dan sekolah.
Dalam konteks menuju politik elektoral 2019, kami minta kepada seluruh pemimpin politik, tokoh bangsa agar bersinergi dalam pesta demokrasi yang santun, berintegritas, damai dan bermartabat. Hajat demokrasi kita harus semakin berkualitas, berisi dan berbobot bagi upaya membangun keadilan dan kesejahteraan umum dengan pertarungan konsep yang cerdas dan baik, bukan dengan caci maki, fitnah dan permusuhan yang bisa merusak kebersamaan, persaudaraan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Mari ikuti dan patuhi bersama aturan main yang telah ditetapkan melalui berbagai peraturan perundangan yang terbaik. Inilah bentuk syukur dan kesetiaan atas karunia besar Negara Kesatuan Republik Indonesia. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan berkahNya bagi bagi seluruh bangsa dan negara Indonesia.
Walloh a’lam
Bantul, 25 Mei 2018
Hormat kami,
Beny Susanto
(Pengasuh Ponpes Sunan Kalijaga)
(bangkitmedia/ suaraislam)