Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menggelar Muktamar Internasional Fikih Peradaban di Surabaya, Jawa Timur, Senin (6/2/2023).
Melansir Antara, Ketua Umum PBNU KH. Yahya Cholil Staquf menjelaskan, agenda tersebut bukan merupakan agenda kecil, namun termasuk agenda raksasa.
Muktamar internasional itu dihadiri oleh 15 pakar dari dalam dan luar negeri sebagai pembicara kunci. “Kelima belas pemaparan para mufti dan ahli hukum Islam tersebut mengulas berbagai persoalan kontemporer dari sudut pandang Islam,” kata Gus Yahya, sapaan akrab Yahya Cholil, Minggu (5/2/2023), seperti dilansir dari Antara.
“Mulai dari format negara-bangsa, relasi dengan nonmuslim, hingga tata politik global. Salah satunya pembahasan tentang posisi Piagam PBB di mata syariat Islam,” lanjut dia.
Gus Yahya mengharapkan, hasil muktamar mampu menginisiasi bergulirnya wacana soal fikih peradaban dalam konteks global. “Tujuan dari muktamar adalah menginisiasi diskursus wacara tentang peradaban seperti apa yang hendak kita inginkan bagi masa depan umat manusia,” katanya.
Para ulama internasional, lanjut dia, diharapkan bisa saling bersinergi mengupayakan wacana tersebut.
PBNU juga ingin menjaring pandangan para ulama fikih mengenai kekosongan yang cukup besar di tengah arus wacana toleransi dan moderasi beragama.
“Kami hendak memulai satu perbincangan wacana yang serius di kalangan para ulama ahli fikih tentang bagaimana sebetulnya wawasan peradaban itu dikaitkan dengan nilai syariah yang valid,” katanya.
(Suara Islam)