Karena sedang “rame” soal donasi untuk Palestina, saya merasa perlu berkomentar nih..
Tanggapan saya:
1. Publik sudah banyak yang tahu “cerita” soal donasi Suriah selama 10 tahun terakhir, yang SEBAGIAN terbukti jatuh ke tangan pemberontak/teroris Jaysh al Islam, kebetulan diliput oleh Euro News Channel [1]. Sebagian pengepul donasi Suriah pun jelas-jelas berafiliasi dengan para pemberontak/teroris ini (terlihat dari bendera FSA yang mereka kibarkan saat mengumpulkan donasi).
Pengalaman ini seharusnya dijadikan momentum oleh pihak berwenang untuk mulai melakukan AUDIT yang JELAS untuk setiap penggalangan donasi, untuk isu apapun.
Kebaikan dan kedermawanan bangsa Indonesia perlu dilindungi oleh pemerintah melalui regulasi dan pengawasan yang ketat.
Audit yang JELAS itu: bukan sekedar kata-kata dan foto bukti transfer: “sudah kok, disampaikan ke lembaga anu.” Atau sekedar foto beberapa orang Palestina pegang dus bantuan.
Pemerintah juga perlu menertibkan aksi-aksi penggalangan dana yang membawa-bawa orang-orang Palestina (diklaim imam inilah, ketua organisasi itulah, hafiz-lah, dll), yang datang sampai ke kampung-kampung. Saya pernah mengecek beberapa nama, dan hasilnya meragukan (misalnya, tidak ketemu namanya di Google, atau kalau ada, ternyata orang yang tinggal di Saudi, Mesir, dll).
2. Jika bantuan diklaim untuk dikirim ke Gaza, lembaga pengumpul donasi tentu perlu menjelaskan kepada publik, bagaimana cara pengirimannya? Fakta: Gaza itu diblokade total oleh Israel. Pengiriman barang ke Gaza harus lewat Gerbang Rafah yang dikontrol Mesir. Dan biasanya, sulit sekali dapat izin masuk dari Mesir. Pada tahun 2014, setelah Israel membombardir Gaza selama 51 hari [lebih dari 2000 orang yang gugur; tapi saat itu dunia ga heboh karena sedang sibuk menghadapi ISIS yang sedang “berjaya” di Suriah dan Irak], bantuan dari Indonesia tertahan di Mesir.
Hal ini diberitakan Republika (2014), yang mewawancarai (alm) Joserizal Jurnalis dari Mer-C. “Makanya, MER-C yang telah mengirimkan tim kemanusiaan sejak Ramadhan hingga saat ini masih berupaya melakukan lobi dengan Mesir, di samping tetap juga mengirimkan bantuan dengan jalan lain dengan segala keterbatasannya. Misalnya dengan melakukan transfer uang untuk nantinya dibelanjakan oleh tim yang memang sudah berada di Palestina,” kata Jose. Mer-C meminta Presiden SBY agar melobi Presiden El Sisi karena negara paling berwenang dalam melakukan diplomasi. [2]
Jadi, lembaga-lembaga donasi, jelaskan saja baik-baik, lewat mana jalur yang dipakai untuk kirim bantuan. Ga usah ngamuk kalau ditanya publik. Publik kan berhak untuk tahu.
3. Bantuan dari Indonesia jelas ADA yang berhasil sampai. Antara lain, Mer-C bahkan berhasil membuat rumah sakit yang bagus dengan fasilitas lengkap di Gaza. Pemerintah RI juga berkali-kali memberikan donasi untuk Palestina. Jadi mengatakan semua donasi pasti salah sasaran, salah kaprah juga.
4. Bahwa rakyat Gaza butuh donasi, adalah FAKTA. Kata Direktur UNRWA (lembaga khusus PBB yang menangani pengungsi Palestina), “Lebih dari setengah populasi di Gaza bergantung pada komunitas internasional untuk bantuan makanan.” Populasi Gaza adalah 2 juta orang. [3] Kondisi di Gaza memburuk akibat blokade total Israel sejak 2007 dan Israel secara berkala bombardir Gaza, menghancurkan rumah-rumah dan fasilitas publik.
5. Jadi gimana nih, kita perlu donasi untuk Palestina atau tidak?
Ingat, dulu Ulama NU tahun 1938 pun sudah menggalang dana untuk membantu bangsa Palestina (yang saat itu sedang berjuang melawan pendudukan Inggris). Jadi, membantu rakyat tertindas adalah sebuah kewajiban moral.
Membantu tentu tidak selalu lewat donasi. Bisa lewat tulisan, atau doa, dll. Kalau mau donasi, yang perlu dipikirkan adalah mencari lembaga yang benar-benar bisa dipercaya. Cek rekam jejaknya.
Saya pribadi, menolak menyumbang lewat orang-orang yang sama (meski lembaganya baru/ganti nama) yang dulu terlibat pengumpulan donasi Suriah dengan cara menebar fitnah “rezim Assad-Syiah membantai rakyat Sunni.” Orang-orang yang sudah berbohong bertahun-tahun, tidak pernah minta maaf, dan tidak pernah mengklarifikasi, tidak akan pernah saya percayai lagi.
6. Mari tetap fokus pada akar masalah: Palestina adalah bangsa terjajah. Kalau Israel menghentikan penjajahannya (settler-colonialism), rakyat Palestina punya negara yang merdeka dan berdaulat, tentu dunia ga perlu repot lagi kirim donasi.
—-
[1]video: https://web.facebook.com/357865098052374/videos/370080236830860
[2]https://www.republika.co.id/berita/n9mcr5/bantuan-ke-gaza-tertahan-di-mesir
[3]https://news.un.org/en/story/2019/05/1038401
Soal donasi Palestina ini saya singgung juga di podcast Serial Kajian Timur Tengah #8. https://www.youtube.com/watch?v=sAokjoP57pk
Sumber: FB Dina Sulaeman
(Suara Islam)