Kiai Said Aqil Sirojd dan Moderatisme Islam

Ketum PBNU, Kiai Said Aqil Sirodj

Waktu berjalan demikian cepat. Kiai Said Aqil Siroj sudah berumur 64 tahun tepat pada Senin (3/7/2017). Usia yang tak bisa disebut muda lagi. Bertambah usia, semoga bertambah arif dan bijaksana.

Saya mengenal Kiai Said ketika beliau baru pulang dari studi di Mekkah. Kira-kira awal tahun 90-an, ketika saya menjadi peserta program kaderisasi ulama yang diselenggarakan PBNU dimana Kiai Said menjadi fasilitatornya bersama KH Masdar Farid Mas’udi, (Alm) Dr Fajrul Falakh, dan lain-lain.

Saat itu presentasi Kiai Said sudah sangat memukau. Namun, bahasa Indonesianya belum selancar sekarang. Ketika itu ngomongnya masih campur aduk antara bahasa Arab dan bahasa Indonesia.

Di forum itu, saya yang datang dari latar belakang pesantren salaf yang kuat tradisi fiqihnya merasa mendapatkan banyak ilmu baru dari Kiai Said; tasawuf falsafi, historiografi, sejarah firqah-firqah dalam Islam, dan sejarah peradaban Islam.

Tak hanya bicara dalam forum. Kiai Said pun membantu memperkaya referensi kita. Saya meng-copy banyak sekali buku dari beliau, baik buku klasik yang sudah langka maupun buku-buku kontemporer seperti buku-buku karya Abid al-Jabiri, Hassan Hanafi, dan Abdul Halim Mahmud. Saya meng-copy beberapa buku klasik yang masih dalam bentuk manuskrip dari beliau.

Melalui forum kaderisasi ulama itu pula selama satu tahun lebih saya berjumpa dengan genius-genius raksasa seperti KH Abdurrahman Wahid, KH MA Sahal Mahfudz, KH Ali Yafi, KH Wahid Zaini, Prof. Harun Nasution, Prof. Munawir Sadzali, Prof. Nurcholish Majid, dan KH Ibrahim Hosen.

Tak terasa sudah 25 tahun saya mengenal Kiai Said. Kecuali rambutnya yang mulai memutih, gaya bicara Kiai Said masih seperti dulu. Cenderung tak berubah; ceplas-ceplos penuh kelakar tapi tetap memiliki kedalaman.

Selamat ulang tahun, kiai. Teruslah sehat. Semoga tak pernah letih mengkampanyekan dan memperjuangkan tegaknya moderatisme Islam a la thariqah Ahlussunnah wal Jamaah An-Nahdliyyah di tengah radikalisme dan terorisme agama yang kian mengancam belakangan ini.

KH Abdul Moqsith Ghazali, Wakil Ketua Lembaga Bahtsul Masail PBNU.

(nuorid/suaraislam)

Loading...