KH Said Aqil Sirodj: Puncak Tujuan Berpuasa adalah Allah Semata

Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj mengatakan, orang yang melaksanakan ibadah puasa bisa dibagi ke dalam tiga golongan. Pertama, adalah puasa yang dilakukan orang awam.

“Puasa orang awam seperti kita-kita ini adalah lita’abud. Kalau tak puasa takut neraka, kalau puasa ingin surga. Ini puasa ta’abud,” katanya pada ceramah buka puasa bersama digelar di gedung PBNU, Jakarta, Kamis (15/6).

Kiai yang pernah nyantri di Kempek, Lirboyo, dan Krapyak ini mengibaratkan puasa lita’abudi seperti kuli, yaitu melakukannya karena ingin mendapatkan bayaran dari majikan. Meski demikian, puasa tetap wajib karena itu perintah Allah.

“Tidak sekali-kali manusia dan jin diciptakan, kecuali untuk beribadah kepada Allah,” katanya mengutip salah satu ayat Al-Qur’an. “Tidak ada pengabdian yang total, kecuali kepada Allah,” tambahnya.

Puasa jenis kedua adalah litaqarrub, mendekatkan diri kepada Allah. Bagi orang yang berpuasa pada tahap taqarrub, surga dan bidadiari bukan apa-apa, imbalan bukan tujuannya. Karena bagi dia tujuan utamanya adalah dekat dengan Allah.

Ketiga, lanjut pengasuh Pondok Pesantren Al-Tsaqofah Ciganjur tersebut adalah puasa untuk litahaquq, mencari hakikat. Puasa jenis ini adalah ketika orang mencari kebenaran agar berada pada pihak yang benar.

“Kalau tidak bisa benar, orang tersebut ingin menjadi orang benar. Kalau belum bisa, jangan menghalang-halangi teman yang sudah benar. Masya Allah, jangan sampai ketika ada teman tidak korupsi, jangan dikata-katain kampungan, ndeso, kesempatan tidak terulang,” katanya.

Menurut dia, puasa litahaqquq tersebut adalah puasa maksimal yang puncaknya adalah allah. Karena, tujuan puasa yang paling utama adalah Allah semata.

(nuorid/suaraislam)

Loading...