KH Said Aqil Siradj, Ketum PBNU dan Dalil Memilih Ahok

KH Said Aqil Siradj berbicara mengenai pemimpin apa yang seharusnya dipilih. Jika ada dua pilihan, antara pemimpin yang muslim dan non muslim, manakah yang harus dipilih? Itulah pertanyaan dasarnya. Jawaban beliau adalah dengan melihat manakah dari kedua calon itu yang memiliki kemampuan untuk menjadi pemimpin; yakni menegakkan keadilan bagi masyarakat.

Beliau mengutip pernyataan dari Syaikhul Islam Ibn Taymiyyah, yang menurut kami merupakan dalil yang sangat tepat, justru untuk menyanggah kaum yang mengatasnamakan Ibn Taymiyyah untuk menghujat non-muslimnya seorang calon pemimpin, dalam konteks ini Ahok. Ini dikarenakan Ibn Taymiyyah adalah rujukan intelektual dari kaum Wahabi, Salafi, dan kaum fundamentalis lainnya.

Dalam memilih seorang pemimpin, pertimbangan yang difikirkan bukanlah pertimbangan ukhrowi saja, melainkan kita harus mengutamakan aspek duniawinya; Jika kita memilih pemimpin dalam masyarakat, tujuannya adalah membuat sebuah masyarakat yang adil di dunia.

(Baca: Jadilah Warga NU yang Kaffah, Bukan NU Rasa Wahabi, HTI dan PKS)

Sehingga, jika ada yang berdalil mengenai surga, neraka, akhirat untuk kepentingan pemerintahan ini, ini adalah bentuk kezaliman. Pemimpin harus dipilih karena dia adil, karena dia mampu memimpin, dan terlebih lagi, jika seseorang telah terbukti berhasil memimpin.

Kesimpulannya, Ahok sebagai calon pemimpin non-muslim berhak dipilih oleh mereka yang muslim demi menegakkan masyarakat yang adil. Sementara urusan bagaimanakah kehidupan setelah kematian, itu adalah urusan spiritual setiap individu, bukan masalah pemerintahan. Inilah dalil yang bisa digunakan untuk mendukung dan memilih Ahok dan pemimpin non-muslim lain.

(biarnyaho)

Loading...