Peringatan hari wafatnya (haul) ke-13 Kiai Abdurrahman Wahid (Gus Dur) digelar secara hybrid (daring dan tatap muka) di kediaman keluarga di Ciganjur, Jakarta Selatan, pada Sabtu (17/12/2022) malam. Acara haul kali ini mengusung tema “Gus Dur dan Pembaharuan NU”.
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) memberikan pemaknaan terhadap tema yang diangkat dalam acara itu.
Menurut Gus Yahya, hal yang paling mencolok dan bahkan monumental dari karya pembaruan seorang Gus Dur adalah mampu mentransformasikan atau mengubah cara berpikir orang-orang NU. Bahkan, hampir secara keseluruhan generasi muda era Gus Dur menjabat Ketua Umum PBNU berhasil diubah cara berpikirnya.
“Saya sendiri berasal dari generasi yang merasakan betul bagaimana pola pikir saya berubah karena mengenal Gus Dur. Kalau tidak mengenal Gus Dur dan waktu itu sudah ada FPI, saya mungkin daftar jadi anggota FPI. Saya berubah karena mengenal Gus Dur,” ungkap Gus Yahya dalam Peringatan Haul Ke-13 Gus Dur di Ciganjur, Jakarta Selatan, Sabtu (17/12/2022) malam, dikutip dari nu.or.id.
Karena alasan-alasan itulah, Gus Yahya saat ini sebagai nakhoda PBNU memiliki kredo atau visi Menghidupkan Gus Dur. Menurut dia, banyak hal dari pemikiran-pemikiran dan cita-cita Gus Dur yang harus diwujudkan sekarang. Akan tetapi, perwujudan itu tak bisa dipikul oleh Gus Yahya seorang.
Saat ini, diperlukan upaya NU secara organisasi untuk bisa menemukan konstruksi yang padu. Dengan demikian, NU akan lebih mampu bergerak sebagai kekuatan strategis yang bisa menentukan nasib Indonesia dan dunia. Inilah cita-cita Gus Dur yang akan diwujudkan melalui PBNU di bawah kepemimpinan Gus Yahya saat ini.
“Bagaimana caranya ‘Menghidupkan Gus Dur’? Tidak mungkin bisa (kalau dilakukan) sendirian. Saya punya pasukan satu generasi penuh para murid dan pengikut Gus Dur yang siap berjuang mewujudkan (cita-cita) Gus Dur,” tegas Gus Yahya.
Para murid Gus Dur itu diajak Gus Yahya untuk bekerja bersama di PBNU sebagai upaya kolektif di dalam memperjuangkan dan mewujudkan cita-cita Gus Dur. Haul kali ini, kata Gus Yahya, hendaknya tak hanya diniati sebagai momentum mengenang jasa dan mengharap keberkahan Gus Dur.
“Tetapi lebih dari itu, kita perlu merenung lebih jauh tentang tugas-tugas bessr yang ada di depan kita, jika sungguh ingin menyumbang bagi cita-cita Gus Dur,” tandas Gus Yahya.
(Suara Islam)