Ini 5 Amalan Terbaik di Bulan Sya’ban

Ilustrasi (Sumber: Google Images)

Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengumumkan bahwa tanggal 1 Sya’ban 1438 H jatuh pada Jum’at (28/4), atau persisnya mulai malam Jum’at (27/3). Ikhbar awal bulan ini berdasarkan hasil rukyat tim Lembaga Falakiyah PBNU di beberapa titik petang tadi, Rabu 26 April 2017.

Bulan Sya’ban memiliki keistimewaan karena sering disepelekan. Bulan ini di antara bulan Rajab–yang termasuk bulan haram (mulia)–dan Ramadhan, bulan termulia.

Mungkin karena Sya’ban tidak termasuk bulan haram dan menjelang bulan Ramadhan, maka sering disepelekan.

Melihat kondisi ini Rasululullah Saw mengingatkan pentingnya bulan ini.

Rasululullah Saw bersabda:

ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ

Bulan itu, banyak manusia yang sepelekan, yaitu (bulan) antara Rajab dan Ramadhan (HR. An-Nasa’i)

Oleh karena itu, ada beberapa amalan yang menandai keistimewaan bulan Sya’ban ini.

Pertama, memperbanyak puasa sunnah. Setelah banyak puasa sunnah di bulan Rajab sebelumnya dan nantinya di bulan Ramadhan ada puasa wajib, bukan berarti bolong di tengah-tengah, yakni di bulan Sya’ban. Maka dari itu, disunnahkan memperbanyak puasa sunnah. Sayyidah A’isyah Ra menceritakan bahwa Rasulullah Saw banyak berpuasa pada bulan ini:

كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ كُلَّهُ كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ إِلاَّ قَلِيلاً

Nabi Muhammad Saw biasa berpuasa pada bulan Sya’ban seluruhnya. Namun beliau berpuasa Sya’ban semuanya kecuali hanya sedikit hari saja (sedikit hari yang beliau tidak berpuasa padanya). (HR. Muslim)

Kedua, memperbanyak amal-amal kebaikan baik yang bersifat ritual dan sosial. Karena pada bulan ini ada peristiwa “tutup buku”, catatan-catatan amal manusia dilaporkan ke Akhirat. Maka alangkah baiknya akhir dari catatan-catatan amal kita ditutup dengan amal-amal yang terbaik. Kalau menurut Sabda Rasulullah Saw:

وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ

Dan di bulan itu diangkatnya amal-amal kepada Rabb semesta alam, dan aku ingin amalku diangkat dalam keadaan aku sedang berpuasa.(HR. An-Nasa’i)

Ketiga, keutamaan malam dan hari Nishfu (pertengahan) Sya’ban. Pada malam hari diriwayatkan bahwa Allah Swt mengawasi hamba-hamba yang akan memohon ampunan. Oleh karena itu pada malam hari disunnahkan shalat sunnah dan siang harinya berpuasa. Namun sebagai catatan, puasa pada bulan Sya’ban tidak dikhususkan hanya pada pertengahannya saja, juga pada hari-hari lainnya.

عن معاذ بن جبل قال: قال رسول الله : “يطلع الله إلى جميع خلقه ليلة النصف من شعبان فيغفر لجميع خلقه إلا لمشرك أو مشاحن

Dari Mu’adz bin Jabal berkata: Rasulullah Saw bersabda: Allah Swt mengawasi pada seluruh makhluk-Nya pada malam pertengahan Sya’ban, Dia akan ampuni seluruh makhluk-Nya kecuali orang Musyrik dan Bermusuhan (Menurut Syaikh Al-Albani dalam “al-Silsilah al-Sahihah” ini Hadits Shahih)

عن علي بن أبي طالب قال: «قال رسول الله : “إذا كان ليلة النصف من شعبان فقوموا ليلها وصوموا نهارها فإن الله ينزل فيها إلى سماء الدنيا فيقول ألا من مستغفر فأغفر له، ألا من مسترزق فأرزقه ألا من مبتلى فأعافيه ألا كذا ألا كذا حتى يطلع الفجر

Dari Ali bin Abi Thalib berkata: Rasulullah Saw bersabda: Jika datang malam pertengahan bulan Sya’ban, maka lakukanlah qiyamul lail, dan berpuasalah di siang harinya, karena Allah turun ke langit dunia saat itu pada waktu matahari tenggelam, lalu Allah berkata, ‘Adakah orang yang minta ampun kepada-Ku, maka Aku akan ampuni dia. Adakah orang yang meminta rezeki kepada-Ku, maka Aku akan memberi rezeki kepadanya. Adakah orang yang diuji, maka Aku akan selamatkan dia. Adakah demikian dan demikian?’ (Allah mengatakan hal ini) sampai terbit fajar.” (diriwayatkan dalam Kitab “Tuhfatu Dzakirin” karya Al-Syaukani dan hadits ini sanadnya dla’if)

Keempat, pada bulan ini kesempatan untuk mengganti (qadla’) hutang puasa Ramadhan dan puasa-puasa nadzar. Karena puasa wajib akan segera datang, maka hutang-hutang pada Allah Swt segera dilunasi.

Baca:

Kelima, mempersiapkan diri menyambut bulan Ramadhan. Persiapan ini bisa terkait jasmani dan ruhani serta agenda-agenda yang akan dilaksanakan pada bulan Ramadhan. Puasa sunnah di bulan ini bisa diartikan “latihan-latihan jasmani dan ruhani” sebelum Ramadhan agar tidak “shock” dengan adanya perubahan-perubahan gaya dan jadwal hidup sehari-hari. Juga sudah bisa disiapkan dan dicicil untuk pelaksanaan agenda Ramadhan nanti. Wallahu A’lam.

(SuaraIslam)

Loading...