Ana Khoriun Minhu (Saya Lebih Baik/ Suci daripada Dia)

Manuskirp Al-Quran

Saat sowan pengasuh pesantren tahfidzul Quran PP Hidayatul Quran Darul Ulum Rejoso, Dr KH M Afifudin Dimyati Rabu (15/3/2017), beliau cerita penyakit yang banyak melanda penghafal Quran. ’’Penghafal Quran seringkali merasa dirinya lebih baik dibanding orang lain. Padahal merasa lebih baik itu sifat iblis. Ana khoirun minhu itu kan omongannya iblis,’’ jelasnya. Sebagaimana disebutkan dalam QS Al A’raf 12.

Perasaan lebih baik itu sendiri bisa muncul by desain. Yakni karena anak-anak penghafal Quran cenderung diperlakukan istimewa.

Beliau lalu mencontohkan sejumlah lembaga.

Ada lembaga yang menempatkan anak penghafal Quran dalam strata tertinggi. Strata kedua anak diniyah. Strata ketiga anak sekolah.

Baca juga:

Manifestasinya muncul dalam keseharian. ’’Jika anak penghafal Quran bertemu dengan anak diniyah, maka anak diniyah harus menunjukkan penghormatan,’’ bebernya.

Di lembaga lain ada yang mengistimewakan anak penghafal Quran dengan membebaskannya dari peraturan. ’’Anak lain tak boleh jalan-jalan ke pasar, khusus anak penghafal Quran boleh. Alasannya karena kasihan anak-anak penghafal Quran tiap hari bergelut dengan Quran, agar refresing,’’ urainya.

Dia mengaku tidak sepakat dengan hal tersebut. Karena bisa menyebabkan anak penghafal Quran memiliki akhlak buruk, merasa lebih baik dibanding yang lain. ’’Padahal yang terpenting itu akhlak. Menghafal itu sarana agar akhlak kita bisa benar-benar sesuai Alquran,’’ tandasnya.

Jika penghafal Quran akhlaknya jelek, dampaknya justru berbahaya. ’’Yang membunuh Sayyidina Ali itu kan hafal Quran,’’ ungkapnya.

Rojif Mamduh, Wartawan Radar Jombang

(suaraislam)

Loading...