Dia melihat, banyak pedagang yang enggan memasukan uangnya ke bank. Penyebabnya, jam operasional bank yang belum cocok. “Saat mereka selesai dagang dan mau menyetor uang ke bank, banknya sudah tutup. Jadi, nggak sempat lagi. Karena itu, saya akan mengkaryakan ibu-ibu PKK. Mereka akan membawa mesin EDC. Namun jumlah setorannya dibatasi maksimal Rp 10 juta. Sehingga semua pedagang PKL bisa nyetor ke orang yang pegang mesin ED ini,” tuturnya.

Ahok berharap agar pedagang menyimpan uangnya di bank, terutama Bank DKI. Hal ini memudahkan Pemprov memantau aliran dana masuk dan keluar milik pedagang. “Saya berani kasih kredit Rp 5 juta hingga Rp 10 juta tanpa jaminan kepada pelaku UMKM asal mereka menyimpan uangnya di Bank DKI,” tuturnya.

Lebih lanjut dia mengatakan PKL yang berdagang harus terdaftar di Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM). Hal ini diperlukan agar barang dagangan yang dijual pedagang itu mememuhi standar kwalitas. “Jadi, mereka berdagang tidak hanya mendapatkan untung. Nanti akan didata semua bahan baku maupun barang dagangan PKL. Ini penting agar barang yang dijual ini memenuhi standar. Semua pada akhirnya melindungi warga Jakarta, apalagi belakangan jumlah penderita kanker meningkat. Buat apa kita punya uang, tetapi jatuh sakit karena kanker,” pungkasnya.

_________

Loading...